Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2016

Sebait Kata Penghantar Lena

Kugoreskan mata pena yang mulai renta Menitikkan sisa sisa tinta di ruang jiwa Memahat sebait aksara pengantar lena Kala kelopak netra mulai tiada daya Duhai burung malam yang bertengger di ujung ranting Nyanyikanlah kidung merdu membasuh sekeping hati yang kering Dekap daku dalam hangatnya sayap-sayap mungilmu Bawalah terbang segala imajiku ke cakrawala biru Izinkan malam ini kumerengkuh indahnya merajut mimpi Yang akan kukejar esok ketika mentari menyambangi Lekaslah lena duhai sang netra jemputlah samudra impian jiwa Kita menyulam bait bait bahagia di atas bukit renjana cinta Karya : Rayi Amanda Permana

Kidung Di Ambang Malam

KIDUNG DI AMBANG MALAM Berjuntai manja bulir bening di kelopak senja Berpagut dengan selarik aurora yang menjingga Halus lembut melambai haturkan sejuta aksara Harap terangkai di ujung mata pena para pujangga Mata tersedu sesaat masa tersipu tertunduk malu Hasrat tuangkan kidung senja di kanvas biru Hanya nada nada nestapa yang terurai dari penaku Ke mana sirnanya aura nirwana, ketika indah bermetafora kelabu Kidung merdu di ambang senja kini telah beranjak pergi Hamparan kata tak mampu lagi berhias rona pelangi Hanya jejak samar di helaian kisah mentari pagi Memaparkan dilema sekeping hati ketika di rajam elegi Duhai goresan kelam di gapura pekatnya malam Uraikanlah gumpalan bait-bait hitam yang merajam Haturkan secercah sinar dalam cermin kehidupan Hitam putih adalah warna mutlak dalam gambaran kehidupan Sang Perindu Aksara Karya: Rayi Amanda Permana